Terlalu
lemah rasanya jika kita untuk mengurus lembaga dakwah kita ini sudah
merasa tidak punya waktu. Sudah merasa sibuk dan banyak amanah. Padahal,
dakwah kampus hanya merupakan bagian kecil dari dakwah semesta yang
luas dan mencakup banyak hal.Dalam
menjalani aktivitas dakwah ini, kita harus yakin bahwa beginilah dahulu
yang dilalui oleh Rasulullah dan para generasi awal pembawa risalah
islam, hingga sampai dengan indah dan murni kepada kita di zaman
sekarang.
Karakter jalan ini memanglah sulit. Tak semua orang mau
memikulnya. Tak semua orang rela untuk ambil bagian dalam
memperjuangkannya. Bersyukurlah kita jika diberi kesempatan untuk
berkontribusi di jalan sulit namun penuh berkah ini. Kita harus sadar
sesadar-sadarnya bahwa, berjalan di jalan dakwah kepada Allah adalah
nikmat terindah bagi kita. Dan kita harus berusaha maksimal agar semakin
banyak umat yang turut merasakan indah dan nikmatnya bergerak bersama
dakwah. Begitu lezat rasanya berhimpun bersama jamaah dakwah. Walau,
sekali lagi kami katakana bahwa jalan dakwah itu memang SULIT, dan sudah
sunatullahnya seperti itu.
Karakteristik lainnya adalah lambat.
Jalan dakwah ini memang lambat, namun dibalik itu ada ketangguhan dalam
prosesnya. Dalam setiap fasenya akan terlahir sosok-sosok yang terbina
dengan baik. Berikutnya yaitu sedikit pendukungnya. Dan bersyukurlah
kita menjadi bagian yang sedikit itu.
Pelencengan terhadap jalan dakwah yang sedang kita tempuh ini.
1.
Apakah kita ikut dalam gerakan dakwah ini hanya sekedar
ikut-ikutan atau dengan keinginan-keinginan pribadi? Ataukah kita
bergabung dengan keyakinan yang teguh?
Mungkin
hal ini juga kadang timbul dari kader-kader yang baru bergabung, atau
bahkan kita sendiri. Nah dengan ini kita perlu meluruskan niat dan
orientasi kita agar tidak melenceng jauh dari garisan awal bergabungnya
kita dalam dakwah ini. Apakah kita liilla bi kalimatillah atau
liila bi kalimatil yang lain…?
2.
Sekarang ini tantangan itu datang dari sudut internal, selain dari
eksternal yang tidak henti-hentinya berkonspirasi untuk memojokkan
islam. Ternyata banyak saat ini pelemahan-pelemahan itu datang dari umat
islam sendiri. Dan itu tentulah agak berat untuk kita jawab.
Kemauan kita?
Apakah kita memahami tujuan hidup kita?
Sebuah
survey membuktikan, orang yang menuliskan tujuan hidupnya,
keberhasilannya lebih tinggi dari orang yang tidak menuliskan keinginan/
tujuan hidupnya. Disaat kita punya tujuan yang jelas, maka kita tentu
punya semangat untuk meraihnya. Tentu kita akan rumuskan upaya-upaya
untuk mencapainya. Itulah yang membuat kita punyakemauan yang kuat. Hal
berikutnya yang harus dilakukan setelah menuliskan tujuan hidup kita
adalah take action.
3. Sensitivitas di jalan dakwah
Disaat evaluasi, jika terbentur dan tak sesuai dengan harapan, maka kita harus sensitive dan merencanakan solusinya.
4. Ada yang merasa senior dan paling benar
Hal-hal seperti itu tidak pernah ada diajarkan Nabi SAW. Kaidah dalam dakwah kita adalah:
Kearifan yang tua-tua/ senior disokong dengan semangat yang muda-muda dengan bahu membahu.
Saling melengkapi walau datang dari berbagai macam latar belakang.
Sarana
penambahan tsaqofah saat ini sudah banyak. Yang kurang adalah kemauan
kita untuk melaksanakan apa yang telah kita pahami. Niat yang ikhlas dan
kesungguhan. Jangan sampai kita sudah berbuat banyak dan merasa sudah
banyak berkontribusi, tapi ternyata di mata Allah kita belum ada
apa-apanya.
Luruskan niat, insya Allah kita bisa mewujudkan kampus
madani untuk Indonesia gemilang dan kejayaan Islam menjadi Ustadziatul
‘Alam.
0 komentar:
Posting Komentar